20 May 2015

[Resensi INSOMNIA] Yakin, Cowok A dan Cewek B Tidak Cocok?

Judul buku: Insomnia (Mr A vs Miss B)
Penulis: Flazia
Editor: Anin Patrajuangga
Tebal buku: vi + 202 halaman
Penerbit: Grasindo
Cetakan: I, Januari 2015
ISBN: 978-602-251-858-7
Harga buku: Rp 45.000,00
Rating saya: 4/5


Sebenarnya saya ingin membaca Mr O vs Miss B (karena katanya cewek B paling cocok berpasangan dengan cowok O), tapi ternyata belum ada novel seri Blood Type terbitan Grasindo yang tentang itu. Adanya Miss B dipasangkan dengan Mr A. Akhirnya saya beli, karena saya cewek B dan ingin berkaca pada tokoh yang kepribadiannya mirip dengan diri sendiri. Sudah cukup lama saya vakum nonton drama Korea dan baca novel/komik romantis, sehingga novel ini benar-benar mengobati kerinduan saya.

Seorang playgirl, Shin Yun-Hee, bertemu kembali dengan teman SMU-nya, yang dulu pernah menyatakan cinta padanya, tapi ia tolak karena alasan bahwa cewek B tidak cocok dengan cowok A. Masalah lainnya, lelaki itu, Kang Jeong-Tae, adalah seorang playboy! Seorang playboy dan seorang playgirl yang sama-sama terlibat dalam insiden Sunday Affair di Caffest, dengan masalah serupa: tertangkap basah oleh pasangannya sedang bersama dengan perempuan/laki-laki lain. Lalu, bagaimana jika dua orang sesama player itu memutuskan untuk berpacaran?


Kepribadian mereka yang bertolakbelakang—sebagai efek dari golongan darah B dan A—menimbulkan pertengkaran-pertengkaran yang selalu baru tiap hari. Pertengkaran itu mencapai puncaknya ketika Yun-Hee mengetahui rencana ayahnya—sang konglomerat yang bisa melakukan apa saja demi menjamin kebahagiaan putri semata wayangnya. Kepribadian Yun-Hee yang mencintai kebebasan dan mengutamakan kesuksesan dari hasil kerja keras sendiri membuatnya marah dan kecewa ketika mengetahui bahwa selama ini tangan ayahnyalah yang mengendalikan hidupnya. Di saat Yun-Hee mulai meragukan semuanya, apa yang akan ia lakukan?

-------------------------------------

Bahasa yang digunakan penulis cukup ringan. Alurnya tidak bertele-tele. Konflik yang diciptakan cukup menyentuh perasaan saya yang tengah kering akibat terlalu sering menonton film anarkis (sebut Game of Thrones) dan film detektif (sebut Conan dan serial Galileo). Suasana Korea benar-benar terasa, meski penulis tidak menjejalkan tempat-tempat menarik di Korea Selatan (nanti malah jadi buku panduan wisata). Suasana ini dibangun oleh kebudayaan dan tingkah laku para tokohnya, seperti yang juga dilakukan dengan baik oleh Ca dalam novelnya, Married, Single, and in Between

Kemajuan hubungan Yun-Hee dan Jeong-Tae berjalan agak terlalu cepat di awal, tapi setelah itu mengalir dengan ringan dan natural. Yang paling saya suka adalah bagian di mana Yun-Hee sadar bahwa selama itu Jeong-Tae telah melakukan banyak hal untuknya.

Beberapa Hal Menarik dari "Insomnia"

#1
Mengapa Judulnya "Insomnia"?


Insomnia memiliki peran penting dalam hubungan Yun-Hee dan Jeong-Tae. Insomnia menandai bahwa Yun-Hee, si gadis bergolongan-darah B yang egois itu mulai memikirkan orang lain. Ia melakukan itu demi menemani Jeong-Tae yang insomnia sejak ayahnya meninggal.
"Aku bahkan pura-pura insomnia hanya karena aku ingin memahami Jeong-Tae."
(Yun-Hee, hal. 166)
Masalah insomnia ini juga yang akhirnya mengantar mereka pada satu titik untuk saling mengerti rencana satu sama lain.
#2
Fenomena Golongan Darah di Korea Selatan

Sumber di sini.
Dari keempat golongan darah tersebut, termasuk yang manakah kamu? Atau, jangan-jangan kamu belum tahu apa golongan darahmu? (Mungkin kau berminat mencoba tes ini.) Ya, ini wajar sekali terjadi di Indonesia--banyak orang tidak tahu golongan darahnya. Sepertinya sangat tidak lazim, ya, ketika berkenalan dengan calon mertua, mereka menanyakan apa golongan darahmu. Di negara kita boleh seperti itu, tapi tidak di Jepang dan Korea Selatan. Bisa jadi, ketika mengobrol dengan orang Korea, ia akan mengajukan pertanyaan itu padamu. Ini hal yang cukup lumrah terjadi di sana, lantaran mereka percaya bahwa golongan darah seseorang mencerminkan kepribadiannya. Sehingga ada idiom, "What's yo name what's yo blood type?" [1].

Mungkin tidak 100% kriteria kepribadian kita cocok dengan teori itu, tapi menurut beberapa orang, golongan darah lebih dapat menggambarkan kepribadian dibandingkan astrologi. Meski begitu, teori ini memang belum terbukti secara ilmiah, seperti yang tak lupa dituliskan oleh Park Dong-sun dalam webtoon-nya yang terkenal, Simple Thinking About Blood Type. Park Dong-sun menuliskan komik itu berdasarkan pengalamannya dalam mengamati orang-orang di sekitarnya, dan yang lebih penting, komik itu ditulis just for fun!

Teori kepribadian berdasarkan golongan darah ini telah menjadi stereotip di Jepang dan Korea Selatan. Parahnya, pernah terjadi, lho, diskriminasi karena golongan darah! Seorang akademisi Jepang, Furukawa, pernah meneliti tentang rasisme terhadap orang Taiwan yang memberontak terhadap imperialisme Jepang. Peneliti menyimpulkan bahwa karena lebih dari 40% orang Taiwan bergolongan darah O--yang dipercaya memiliki sifat paling susah untuk tunduk pada sesuatu/seseorang--pihak Jepang melakukan kawin silang dengan mereka agar golongan darah O yang kental itu makin mencair. Meski begitu, banyak akademisi Jepang lainnya yang menentang teori itu karena dasar ilmiahnya lemah [2, 3].

Tren golongan darah ini kemudian terbawa ke Korea Selatan sejak akhir 1990-an, dan menjadi sangat populer di awal tahun 2000 sampai sekarang. Bahkan, ada aturan di dunia per-Kpop-an, bahwa para leader boyband/girlband dipilih berdasarkan golongan darahnya, lho, yaitu golongan darah A! Mereka ini dipercaya memiliki sifat bertanggung jawab, mematuhi aturan, dan suka melayani orang lain. Menyenangkan, bukan, jika pemimpin kita seperti itu?

Ada juga boyband/girlband yang dinamai berdasarkan golongan darah. Contohnya, boyband B1A4 (karena beranggotakan 1 B dan 4 A), atau fan base boyband MBLAQ yang bernama A+ karena semua anggota boyband itu bergolongan darah A.

Jung Yong-hwa, leader CNBlue, golongan darah A.

Lalu, orang bergolongan darah AB selalu dianggap alien, salah satunya adalah Heechul Super Junior, yang menyebut dirinya berkepribadian 4-dimensi.

Contoh gaya rambut dan tanda tangan Heechul Super Junior yang eksentrik.
Sumber di sini.


Inilah dua contoh stereotip. Dalam novel bertajuk Blood Type Series ini, sang penulis memang mematuhi teori kepribadian berdasarkan golongan darah. Namun, di sisi lain, ia juga menggagalkan stereotip tersebut. Misalnya, karakter tokoh Jeong-Tae (A).

Seharusnya: malu mengakui perasaan, sensitif pada apa yang dikatakan orang, lebih sulit bersosialisasi daripada B karena sifatnya yang pemalu, paling setia
Karakter Jeong-Tae: kadang dengan mudah mengatakan perasaannya, kadang tidak peduli dan menganggap ucapan yang tidak penting sebagai angin lalu, lumayan humoris & bisa bergaul dengan baik, playboy, perfeksionis, susah melupakan suatu kenangan.

Kalau berdasarkan teori, yang dianggap sebagai playboy adalah pria B. Bagi yang sedang punya pacar pria B, jangan khawatir, ini hanya stereotip, meski, ya, mungkin bisa saja cocok. Hehehe.

#3
Seoul yang Damai Saat Sooneung

Korea Selatan dikenal sebagai negara yang masyarakatnya sangat mementingkan pendidikan. Sepulang sekolah, anak-anak akan mengikuti berbagai kursus, seperti kursus musik atau melukis, atau les tambahan, yang tak jarang sampai larut malam. Mereka sudah biasa bekerja keras demi mendapatkan nilai bagus dan prestasi tinggi. Oleh karena itu, tidak heran, jika hari pelaksanaan ujian akhir alias sooneung, dihormati oleh seluruh penduduknya. 
“Inilah hari sakral  bagi semua penduduk Seoul! Sooneung tiba. Tahun-tahun sebelumnya aku menikmati hari sooneung karena pada hari itu Seoul menjadi kota yang damai demi menghormati terselenggaranya ujian.... kendaraan dilarang membunyikan klakson.... Orang-orang juga mulai bekerja sekitar pukul sepuluh agar saat pagi hari jalanan tidak macet.... Tidak ada aktivitas pesawat untuk sementara saat ujian dilaksanakan karena suara pesawat akan mengganggu bagi ujian listening comprehension. Bus umum juga datang lebih sering untuk mencegah keterlambatan peserta ujian. Sangat damai dan terkendali, ‘kan?” 
(Kang Jeong-Tae, hal. 133) 
Wah, keren sekali, ya? Bandingkan dengan kondisi di Indonesia saat ujian. Para penduduk yang tak punya anak atau saudara atau kerabat yang sedang ujian, pasti tidak peduli. Saya ingat, waktu tryout ujian nasional SMA dulu, sedang ada perbaikan entah apa di sekolah, yang menimbulkan kebisingan seperti suara mesin las. Dan sialnya, ruang kelas saya berada dekat dengan sumber suara itu.

#4
Istilah "Sunday Affair"

Istilah ini pertama kali saya dapati dari blurb di sampul belakang novel, dan disebut "tragedi". Penamaan ini membuat saya tertarik dan penasaran, sebenarnya apa, sih, Sunday Affair yang melibatkan Yun-Hee dan Jeong-Tae ini? Setelah membaca bab pertama yang berjudul Sunday Affair juga, ternyata istilah ini digunakan penulis untuk menamai insiden perselingkuhan di Caffest. Waktu itu Yun-Hee dan Jeong-Tae sama-sama tertangkap basah sedang berselingkuh oleh kekasih masing-masing.


#5
Fisik Buku yang Unyu

Pertama, sampul depan yang simpel dan lucu. Kemudian, ilustrasi berikut ini dan pembatas buku yang berupa stiker.

Ilustrasi di halaman pertama setelah sampul depan.
Gambar para tokoh yang akan terlibat di Blood Type Series.
Pembatas buku berupa stiker gambar kartun tokoh.
Hal-hal menarik tersebut cukup memikat hati saya, sehingga saya menghadiahkan rating 4/5 untuk novel manis ini ^^.

3 comments:

Your comment is so valuable for this blog ^^

bloggerwidgets