30 January 2017

[Resensi THE FIVE PEOPLE YOU MEET IN HEAVEN] Surga Versi Eddie Maintenance

Sinopsis

Sebuah kecelakaan di wahana Freddy's Free Fall di Taman Bermain Ruby Pier, merenggut nyawa Eddie, sang kepala maintenance taman bermain tersebut, yang saat itu mencoba menyelamatkan seorang bocah perempuan yang akan kejatuhan kabin. Eddie meninggal tanpa mengetahui apakah dia berhasil menyelamatkan anak itu. Di alam baka, Eddie bertemu dengan lima orang di tempat yang berbeda-beda, yang dipilih oleh masing-masing orang tersebut. Kelima orang tersebut, ada yang mati karena Eddie, ada yang dikenal hanya sekilas olehnya, ada yang dikenal baik, ada yang tak dikenalinya, ada yang sangat dikasihinya. Tiap orang itu memiliki hubungan dengan fragmen kehidupan Eddie, baik dia sadari maupun tidak. Tiap orang itu akan mengajarkannya sesuatu.
Masing-masing dari kami ada di kehidupanmu karena suatu sebab. Kau mungkin tidak tahu alasannya pada saat itu, dan itulah sebabnya ada alam baka. Untuk mengerti tentang kehidupanmu di dunia. (hlm. 40)
Setelah bertemu mereka, akankah Eddie menyadari bahwa keberadaannya di dunia, yang selama ini ia anggap tak berguna, sebenarnya bermanfaat bagi kehidupan lain? Akankah Eddie menerima dirinya sendiri apa adanya?
Aku sedih karena aku tidak melakukan apa pun dalam hidupku. Aku bukan apa-apa. Aku tidak menghasilkan apa pun. Aku merasa tidak berguna. Aku merasa aku tidak seharusnya ada di sana. (hlm. 198)

Tokoh

Eddie lahir pada tahun 1920-an. Ayahnya seorang petugas taman bermain Ruby Pier, bagian maintenance. Sejak kecil, Eddie telah akrab dengan taman bermain itu. Ia bercita-cita menjadi insinyur, tapi ketika perang meletus, ia memutuskan menjadi sukarelawan perang. Eddie pulang dari peperangan dengan membawa luka bakar, kaki digips dari pinggul sampai mata kaki, dan kenangan mengerikan akan perang. Kakinya pincang seumur hidup, memusnahkan kariernya sebagai pemain bisbol.

Di masa kanak-kanak, Eddie tumbuh tanpa merasakan perhatian yang cukup dari ayahnya. Malah, yang ia dapati adalah kekerasan, diperparah dengan komunikasi yang sangat minim. Hingga suatu saat setelah Eddie pulang dari perang, mereka berdua bertengkar, yang berakhir dengan ayah Eddie tidak pernah lagi mau bicara dengannya.

Sang ayah kemudian sakit parah, hingga Eddie--yang waktu itu sudah menikah dengan Marguerite--pindah ke apartemen orang tuanya dan menggantikan ayahnya bekerja di Ruby Pier. Menjadi pekerja maintenance di Ruby Pier seperti ayahnya tidak pernah masuk dalam daftar cita-citanya. Kemudian ayahnya meninggal dan Eddie "terjebak" selamanya di taman bermain itu, mengerjakan pekerjaan yang sebenarnya tidak ia inginkan. Ia selalu menyesali mengapa ia tak punya kehidupan lain selain di Ruby Pier, melakukan hal-hal tidak berarti di sana. Ia selalu beranggapan bahwa entah bagaimana, hidupnya akan lebih berguna jika ia keluar dari sana. Eddie meninggal dalam keadaan belum memaafkan ayahnya dan dirinya sendiri.

Plot

Alur novel ini menarik, karena penulis memulainya dari bab "Tamat". "Tamat" adalah saat Eddie meninggal, karena memang yang diceritakan kemudian adalah apa yang terjadi pada Eddie setelah ia meninggal. Dengan gaya bercerita sudut pandang orang ketiga, penulis memperkenalkan masa lalu Eddie melalui memori yang dipacu atau cerita dari kelima orang yang ditemuinya di alam baka. Pola penulisan novel ini adalah sebagai berikut:
Eddie meninggal - adegan flashback hari ulang tahun Eddie - perjalanan Eddie di alam baka - orang pertama - adegan flashback hari ulang tahun Eddie - kisah orang pertama - adegan flashback hari ulang tahun Eddie - pelajaran pertama - adegan saat "ini" di bumi (yang adalah setelah Eddie meninggal) - adegan flashback hari ulang tahun Eddie - orang kedua - .... begitu seterusnya sampai orang kelima. 
Di hari ulang tahun Eddie, mulai dari dia lahir dan ulang tahun di umur-umur tertentu, selalu terjadi hal-hal yang mengubah hidupnya.

Tiap orang yang ditemuinya di alam baka melambangkan tahapan kehidupannya di bumi. Bertemu orang pertama, Eddie merasa tubuhnya sangat lentur dan ringan seperti bayi. Bertemu orang kedua, dia merasa tubuhnya kuat dan kaku. Begitu seterusnya, hingga saat bertemu orang kelima, dia sudah menyerupai fisiknya sebelum meninggal: berusia 83 tahun dengan kaki pincang dan tanda-tanda ketuaan meliputinya. Bukan hanya secara fisik, rupanya tingkatan-tingkatan itu juga berpengaruh pada emosinya. Ketika bertemu orang pertama, Eddie kehilangan seluruh rasa sakit, sedih, khawatirnya. Namun, ketika hendak bertemua orang kedua, Eddie bisa merasa takut (hlm. 62).

Apa yang Ingin Disampaikan Penulis

1. Gambaran surga menurut penulis: "alam baka untuk membuatmu mengerti tentang kehidupanmu di dunia" (hlm. 40) melalui lima orang yang ditemui Eddie.
2. Tentang kematian, pengorbanan, dan kedamaian.
Kenapa orang datang melayat ketika ada orang meninggal? [...] Itu karena jiwa manusia tahu, jauh di lubuk hati mereka, bahwa semua kehidupan saling berkaitan. Kematian bukan hanya mengambil seseorang, tapi juga luput dari orang lain, dan di celah kecil antara kena dan nyaris, kehidupan berubah. (hlm. 53)
Pengorbanan adalah bagian dari kehidupan. Harusnya begitu. Bukan sesuatu untuk disesali. Tapi sesuatu untuk didambakan. [...] Kadang-kadang kalau kau mengorbankan sesuatu yang berharga, kau tidak sungguh-sungguh kehilangan itu. Kau hanya meneruskannya pada orang lain. (hlm. 97)
Kau mendapat kedamaian setelah kau berdamai dengan dirimu sendiri. (hlm. 116)
3. Memahami cerita dari sisi/sudut pandang yang lain, misalnya tentang Mickey Shea (hlm. 142). Selalu ada tiga sudut pandang dari sebuah cerita antara kamu dan saya: ceritamu, cerita saya, dan cerita sebenarnya. Sebaiknya saya tidak menghakimi kamu jika saya belum memahami cerita dari sudut pandangmu, begitu pula sebaliknya. Sementara itu, mungkin hanya Tuhan yang mengetahui cerita sebenarnya.
4. Kehidupan seseorang memengaruhi/berkaitan dengan kehidupan orang lain.
Kejadian-kejadian yang terjadi sebelum kau dilahirkan tetap mempunyai pengaruh pada dirimu. Dan orang-orang yang hidup sebelum kau juga mempunyai pengaruh pada dirimu. (hlm. 127)

Meniti Bianglala?

Pemilihan judul untuk versi terjemahan Gramedia Pustaka Utama ini, mungkin mengacu pada (saya cuma bisa menduga-duga dengan sok tahu):
1. Bianglala erat dalam kehidupan Eddie, dan terlebih Marguerite, yang suka naik bianglala.
2. "Meniti" mungkin menggambarkan Eddie yang memasuki tahapan demi tahapan di alam baka, mulai dari bertemu orang pertama sampai kelima, dan tahapan penuaan fisik yang dirasakannya di sana. Bianglala berbentuk menyerupai lingkaran (kalau disederhanakan menjadi bangun dua dimensi) dan dia berputar (tapi kalau sedang tidak berputar, ya berhenti), sehingga kalau kita menitinya, maka sama saja dengan kita berputar-putar. Kita hendak menuju ke atas, tapi nantinya akan ke bawah lagi. Mungkin ini menggambarkan plot dalam novel ini. Di cabang pertama plot, penulis mengajak kita mengetahui cerita Eddie dari "masa kini" sebelum dia meninggal. Kemudian di alam baka, kita diajak menyelami masa lalu Eddie mulai dari kelahirannya sampai saat terakhir hidupnya. Di samping itu, kita menyaksikan Eddie semakin "tua" fisiknya di alam baka. "Berputar-putar" atau "siklus bianglala" itu mungkin juga melambangkan siklus lima orang di alam baka. Eddie bertemu lima orang, lalu ia akan menjadi salah satu orang untuk seseorang di alam baka, lalu seseorang itu akan jadi salah satu orang lagi, begitu seterusnya.
***
Kisah tentang Eddie, yang mungkin kegelisahan-kegelisahannya dalam hidup pernah atau sedang dialami oleh pembacanya, dengan gambaran akan surga yang unik, menggemakan bahwa hidup kita, bagaimana pun buruknya menurut kita, memiliki arti bagi kehidupan lain. Untuk bisa memahami arti hidup itu, pertama-tama, mungkin kita harus berdamai dengan diri sendiri terlebih dulu.[]

Data Buku

Judul: The Five People You Meet in Heaven (Meniti Bianglala)
Penulis: Mitch Albom
Penerjemah: Andang H. Sutopo
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: VI, Desember 2012
Tebal: 208 halaman
ISBN: 978-979-22-7002-0
Rating saya: 4/5

0 komentar:

Post a Comment

Your comment is so valuable for this blog ^^

bloggerwidgets